Minggu, 29 Januari 2017

Keutamaan di balik Surat Al Ikhlas





                                                       قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

                                                                                        “Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa”.


Diriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus Amir bin Tufail kepada Nabi Muhammad SAW, menyampaikan amanah mereka kepada Nabi, ia berkata: “Engkau telah memecahbelahkan keutuhan kami, memaki-maki “tuhan” kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta dan jika engkau gila akan kami obati. Jika engkau wanita cantik akan kami kawinkan engkau dengannya”. Rasulullah SAW menjawab:



“Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai menyembah Allah Yang Maha Esa”, kemudian mereka mengutus utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembah itu. Apakah Dia dari emas atau perak?”, lalu Allah menurunkan surah ini. (HR. Dahhak)


                                                                                  اللَّهُ الصَّمَدُ                                             “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”



Hendaknya kita meminta pertolongan hanya kepada Allah, dan tidak boleh meminta pertolongan kepada sesembahan lain selain Allah. Perhatikan ayat kelima dari surat Al Fatihah yang sering kita baca setiap hari “iyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in”, mari kita dalami makna ayat ini.

Kalimat ini bentuk normalnya adalah “na’buduka wa nasta’inuka” (aku beribadah kepadamu dan memohon pertolongan kepadamu), namun ternyata objek kalimat didahulukan menjadi “iyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Secara bahasa Arab, ini menghasilkan makna al hashr (pembatasan), sehingga maknanya “hanya kepada-Mu satu-satunya kami menyembah dan hanya kepada-Mu satu-satunya kami memohon pertolongan”.

Maka orang-orang yang meminta tolong kepada sesembahan selain Allah itu sungguh tidak logis, tidak waras dan menyelisihi fitrah yang bersih. Mereka jatuh dalam kesesatan yang jauh dan terkekufuran yang besar. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka” (QS. Al Ahqaf: 5-6)

                                                                                لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ                                                                                          “Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”


Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman :

Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah) “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah beranak”. Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (Q.S. As Saffat: 149-152).

                                                                          وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ                                                          “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”


Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada yang setara dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu Allah

Keistimewaan Surat Al Ikhlas


1. Surat Al Ikhlas Setara dengan Tsulutsul Quran ?

Hal ini berdasarkan hadits :

Dari Abu Said (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang Qul huwallahu ahad. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Quran. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Said Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Numan.]

Begitu juga dalam hadits Riwayat Muslim:

Dari Abu Darda dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Quran dalam semalam? Mereka mengatakan, Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Quran? Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Quran. (HR. Muslim no. 1922)

An Nawawi mengatakan, dalam riwayat yang lainnya dikatakan : Sesungguhnya Allah membagi Al Quran menjadi tiga bagian. Lalu Allah menjadikan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) menjadi satu bagian dari 3 bagian tadi. Lalu Al Qodhi mengatakan bahwa Al Maziri berkata, Dikatakan bahwa maknanya adalah Al Quran itu ada tiga bagian yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan (3) sifat-sifat Allah.

Sedangkan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) ini berisi pembahasan mengenai sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, surat ini disebut sepertiga Al Quran dari bagian yang ada. (Syarh Shohih Muslim, 6/94)

Apakah Surat Al Ikhlas bisa menggantikan sepertiga Al Quran? Maksudnya adalah apakah seseorang apabila membaca Al Ikhlas sebanyak tiga kali sudah sama dengan membaca satu Al Quran 30 juz? [Ada sebagian orang yang meyakini hadits di atas seperti ini.] Jawabannya: Tidak. Karena ada suatu kaedah: Sesuatu yang bernilai sama, belum tentu bisa menggantikan.

Itulah surat Al Ikhlas. Surat ini sama dengan sepertiga Al Quran, namun tidak bisa menggantikan Al Quran. Salah satu buktinya adalah apabila seseorang mengulangi surat ini sebanyak tiga kali dalam shalat, tidak mungkin bisa menggantikan surat Al Fatihah (karena membaca surat Al Fatihah adalah rukun shalat,).

Surat Al Ikhlas tidak mencukupi atau tidak bisa menggantikan sepertiga Al Quran, namun dia hanya bernilai sama dengan sepertiganya. Bukti lainnya adalah seperti hadits :

Barang siapa mengucapkan () sebanyak sepuluh kali, maka dia seperti memerdekakan empat budak keturunan Ismail. (HR. Muslim no. 7020)

Pertanyaannya : Apakah jika seseorang memiliki kewajiban kafaroh, dia cukup membaca dzikir ini? Jawabannya : Tidak cukup dia membaca dzikir ini. Karena sesuatu yang bernilai sama belum tentu bisa menggantikan. (Diringkas dari Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah 97-98, Tafsir Juz Amma 293)

2. Membaca Al-Ikhlas 10x menyebabkan Allah membangunkan rumah di surga

Sebuah hadis mengatakan :Barang siapa membaca surah al Ikhlash hingga selesai 10x, maka Allah membangunkan baginya sebuah rumah di surga. [HR. Ahmad]

3. Membaca surat Al Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan Allah

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb telah menceritakan kepada kami pamanku yaitu Abdullah bin Wahb, telah menceritakan kepada kami Amru bin Harits dari Sa'id bin Abu Hilal bahwa Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, telah menceritakan kepadanya dari ibunya Amrah binti Abdurrahman, saat itu ia berada di rumah Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan "QUL HUWALLAHU AHAD."

Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?" Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab, "Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya." Mendengar itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga mencintainya." (HR. Bukhari)

Ibnu Daqiq Al Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya. Beliau mengatakan, Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya itiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya). (Fathul Bari)

Faedah dari hadits di atas: Ibnu Daqiq Al Ied menjelaskan, Orang tadi biasa membaca surat selain Al Ikhlash lalu setelah itu dia menutupnya dengan membaca surat Al Ikhlash (maksudnya: setelah baca Al Fatihah, dia membaca dua surat, surat yang terakhir adalah Al Ikhlash, pen). Inilah yang dia lakukan di setiap rakaat. Kemungkinan pertama inilah yang nampak (makna zhohir) dari hadits di atas. Kemungkinan kedua, boleh jadi orang tadi menutup akhir bacaannya dengan surat Al Ikhlash, maksudnya adalah surat Al Ikhlas khusus dibaca di rakaat terakhir.

Kalau kita melihat dari kemungkinan pertama tadi, ini menunjukkan bolehnya membaca dua surat (setelah membaca Al Fatihah) dalam satu rakaat. Demikian perkataan Ibnu Daqiq. (Fathul Bari)

Lantas apakah perbuatan orang tersebut perlu dicontoh? Jawabannya, para ulama (semacam Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin) memberi penjelasan bahwa perbuatan semacam ini tidak perlu dicontoh karena beliau hanya menyetujuinya saja, namun bukan bermaksud orang lain untuk mengikutinya dengan membaca Al Ikhlas di akhir bacaan.

Itulah beberapa keistimewaan dan fadhilah surat al-Ikhlas yang bisa saya bagi. Semoga bermanfaat dan kita semua bisa mengamalkan[ ]

0 komentar ^_^:

Posting Komentar

Copyright© All Rights Reserved super-afreza.blogspot.com